Beberapa detik setelah mengambil keputusan itu, saya mulai merenung karena merasa bener apa nggak. Setelah mendapatkan informasi yang awalnya gak percaya, terus lama-lama percaya, saya mulai menyesal. Well, sebenernya kalau saya nggak ambil keputusan itu, saya gak akan tahu seberapa besar keniatan Rio Haryanto menjadikan saya sebagai yang kedua. Nah saat inilah saya merasa masuk fase Oh-Gitu-Toh.
Semalam setelah pengambilan keputusan itu, saya bisa tidur nyenyak, senyenyak Hiro bobok di spring bed per daun. Dengan manis manja, saya tidur sama
Sehabis itu playlist di otak saya memutar lagu One-nya Elliot Yamin, "when I wake up in the morning, all I want to see is you." Haduh, langsung kebelet nikah gini ya.
Sejak hari itu hingga detik ini, saya menjalani hari-hari saya dengan mewek sambil denger lagunya Mariah Carey yang All I want For Christmas is You, mewek di tengah-tengah menunggu telfon yang diangkat sama bapak pembeli Fortuner yang pasti kaya-tujuh-turunan-kucingnya, dan tentunya mewek pas cerita ke mamah kalau saya baru saja membuat keputusan bodoh dengan membeli gorengan krispy yang dicampur plastik.
Fase Oh-Gitu-Toh akan menimbulkan dua perasaan :
1. I will stay away dan emang ngerasa gak worth-it buat dirimu sendiri.
ATAU
2. Mencoba dekat-dekat berdasarkan informasi yang didapat.
Saya pilih yang mana coba :
A. 1
B. 2
C. 1 dan 2
D. gak dua-duanya
E. ngobrol ngalor ngidul sama tukang gorengan
Saya tentu aja pilih jawaban yang E, karena saya masih bingung. Untuk mengambil keputusan terlalu cepat juga akan bahaya bagi kesehatan jiwa dan raga. Yah sudah, alon alon asal kelakon kalau kata Nyi Blorong.
"Penyesalan selalu datang belakangan, tapi memang selalu ada good in goodbye."
-Sabatina, habis patah hati di Bandung
"But through it all you could still make my heart skip...
You drive me insane"