Gegara buka blogspot dan menelusuri templatenya, saya jadi inget suatu kejadian menegangkan dan mencemaskan hati ini. Dag dig dug duer! Saya seperti ada di film-film romantika tahun 2000-an awal di mana blog sedang naik daun. Atau jaman sekarang mah FTV lah, yang suka ada di SCTV sebelum sinetron Elif mulai. Ehehehe.
Suatu hari saya sempat mengalami sebuah depresi berat karena lelaki - yang saya pun sudah lupa, lalu karena tidak tahan blogger pun jadi sasaran curhat. Tidak lama kemudian, ada sebuah komen unik yang menyatakan dirinya Anonymous dan panjang sekali, yang bikin mata saya sampai silindris. Entah kebetulan atau karena saya terlalu memorabilia, saya masih simpan komen itu :
love hurts..
Tapi, itu juga bagian dari cinta.,
kalau kamu masih suka sama dia, kasih tahu. Kalau kamu masih butuh dia, kasih tahu dia. No regret in the end.
To be into relationship: ada yang namanya komitmen. Percaya. dan jujur. tulus dan sayang. memahami. menerima.
ketika kamu merasa, cinta sudah berakhir (break up), mungkinkah itu bagian dari perjalanan? jikalau kamu break up buat sekarang, mungkinkah hal itu hanya karena komitmen?
tapi masih ada rasa percaya. jujur. tulus, sayang, memahami, menerima? alasan kamu break sama dia, ada berapa banyak dari bagian cinta? akankah jika hanya satu atau dua point, kamu merelakan lima, enam, atau tujuh point lainnya?
mungkin kamu merasa, dia sudah tidak suka lagi sama kamu, tidak 'cinta' lagi (maaf, saya tidak tahu mengapa kamu dan dia putus, kalau kamu mau cerita, saya akan dengan sangat mendengarnya (:
kata-kata hanya sebatas kata-kata. bagai lelaki, mereka tidak bisa menarik kata-kata mereka lagi. wanita yang berperan di sini dalam memperbaiki situasi. (laki-laki kodratnya memang gengsi, kamu menilai lelaki dari perkataannya bukan?
May 18, 2011 8:00 PM
Anonymous said...
apa kamu yakin, (sekali lagi saya tidak tahu kisah kamu mengapa putus), dia benar-benar tidak mau balik lagi? hal itu sementara, mungkin hari-hari kemarin dia bilang begitu, bagaimana hari ini? bila pun hari ini dia masih mengatakan begitu, bagaimana hari esok?
saya yakin, seperti kamu telah menyediakan tempat buat dia dihatimu, sebagaimana dia juga. saya yakin, kalian berdua sama-sama terluka. jika saya bisa berbicara dengan dia, saya akan menceritakan kisah yang sama, tapi, dia lelaki. lelaki itu keras yang bisa lembut ketika kamu bersamanya. memang begitu kan kodratnya sehingga kita suka dia?
Putri, saya rasa, tidak mudah mencari 'cinta' sebagaimana orang banyak.saya rasa, cinta kamu yang rasakan benar-benar cinta yang kamu nanti, apakah begitu? (kalau kamu mau bercerita dengan saya, saya akan senang mendengarnya)
Saya ingin menceritakan kisah saya sendiri. Saya sangat menyesal-sangat, ketika saya tidak jujur pada perasaan saya. Maaf, bukan tidak jujur, tapi tidak mengutarakan perasaan yang mash tertinggal. Saya pernah jatuh cinta, dekat, dia tidak pernah menjadi pacar saya (seperti kalian), karena dia tidak pernah bilang. Saya juga hanya mengharap, mengapa dia tidak bertanya pada saya? Toh jelas saya suka dia, dan dia juga suka saya, karena dia bilang begitu dan sikapnya seperti itu.
May 18, 2011 8:01 PM
Anonymous said...
Panjang ceritanya, hingga akhirnya keluarga dia pindah kota. Di hari terahir, saya hanya tersenyum, sebagaimananya dia, seperti waktu kita pertama bertemu, dan sudah. Dia pergi.
Saya merasa dunia seaakan benar-benar kelabu. Masa-masa bersama dia telah berlalu. Sudah pergi.
Saya tidak pernah kontak lagi dengan dia di minggu itu. Karena, I believe I must move on in life. Sampai... dua bulan kemudian, saya benar-benar tidak tahan lagi. Saya benar-benar kangen. Saya tuliskan email, menanyakan bagaimana kabarnya. Kamu tahu apa yang terjadi?
Tak sampai lima menit, handphone saya berdering. Dari dia! Saya benar-benar gugup, ingin menangis, tapi juga senang. Perasaan saya campur aduk. Mengapa sekarang? Saya angkat teleponnya.
Dia menanyakan kabar saya. Saya hanya menjawab, baik. Saya bertanya balik. Dia bilang, dengan sangat jelas. Aku tidak.
Dia marah. Marah sekali. Berteriak, tidak. Dia bilang dalam perkataanya, "Aku sangat marah. Marah dalam situasi tepatnya. Kamu tahu mengapa?"
Saya bilang, tidak. Mengapa? Saya bertanya. Dia bilang, karena kamu. Karena saya tidak pernah bilang kalau saya suka sama dia.
Saya terhenyak. Saya menangis saat itu. Saya bilang. Kenapa kamu sangat bodoh? Tak bisakah kamu lihat kalau saya sangat suka sama kamu? Kenapa kamu gak pernah meminta saya jadi pacar kamu?
May 18, 2011 8:01 PM
Anonymous said...
Hening. Dia bertanya balik. "Kenapa kamu gak jujur? Kamu gak pernah kasih tahu saya, Saya tidak yakin saat itu, karena kamu tidak pernah bilang. Saya ingin sekali kita menjadi lebih dekat, saya cinta kamu, jujur. Saya memang pengecut. Saya meminta maaf."
Saya matikan teleponnya saat itu, menangis. Dunia ini bodoh. Lelaki itu buta. Mereka ingin mendengar pengakuan. Saya bahkan tidak sempat lanjut, tidak sempat Putri!
Jikalau saya lanjut, dan ada di posisi kamu, dan masih sayang, masih butuh--saya akan bilang. Penyesalan saya sudah ada di depan mata, belum memulai sudah kalah. Jikalau saya sudah memulai dan saya yakin, saya akan jujur.
Kalau kamu masih suka, katakan saja. Tidak apa-apa. Kalau kamu bilang, aku sakit, bukan berarti karena kamu lemah, tapi karena memang begitu keadaannya. Sakit adalah bagian dari hidup, dari perasaan. Tidak ada yang salah dengan perasaan sakit, hanya saja tidak benar.
Sebagai kaum wanita, mungkin kamu merasa gengsi, tapi sudah gak jaman. Sekarang saya sudah mendapat penggantinya, dua bulan kemarin merupakan saat yang berat buat saya. kami putus. dia minta putus.
Saya masih sayang dia. Saya butuh. Saya cinta. Saya jujur.
Dia menghubungi saya empat hari kemudian, menanyakan bila saya mau menjadi pacarnya lagi. Saya sangat bahagia.
Sebagaimana pun bila hasilnya tidak, setelah saya jujur, saya merasa SANGAT lega. Saya sangat lega. Semua terasa ringan, tidak ada lagi beban.
Saya harap kamu merespon komen ini, dan bercerita kisahmu selanjutnya.
*
Kamu mungkin merasa terkejut saat membaca komen ini. Dunia ini memang penuh kejutan. Saya juga terkejut saat membaca kisahmu. Kita saling mengenal, percayalah.
Saya juga terkejut-saat melihatmu, saya seperti melihat saya. Saya juga terkejut, kenapa saya komen di blogmu. Saya juga terkejut, betapa saya peduli sama kamu.
dunia ini memang penuh kejutan, seperti halnya hidup kita. Jangan takut sama saya, saya hanya tidak bisa beritahu, siapa saya. Tapi dalam kehidupan nyata, kita saling menyukai. Kita teman.
Saya berharap yang terbaik.
(:
Berat sekali kan ibu-ibu? Sampai detik ini gak ada yang mau ngaku sama saya dan setelah saya cari tahu, saya juga gak pernah tahu. Kalau ada yang bisa cari tahu ini siapa, saya bikin sayembara. Nanti saya kasih hadiah mobil mewah deh ya, platnya aja.
Sebenarnya saya punya spekulasi kalau Mr. B lah yang melakukan goro-goro ini. Mr. B adalah temen les saya dulu dan karena kita suka nulis, saya kasih URL blog saya yang saya lupakan itu. Berhubung keterangan saksi belum kuat, jadi saya gak bisa putuskan siapa pelakunya. Duh, maaf ya Mr. B, sekali lagi maaf kalo dipost-post lagi. Pasti ente malu! Ehehe. Oh ya, kalimat terakhir paling menyentuh kan? Katanya "kita saling menyukai". Iya gitu? Saya mah kayaknya gak suka siapa-siapa deh waktu itu. Dia geer kali ya.
Luar biasa! Inilah salah satu momen yang memulai kehidupan FTV saya. Mau tahu kisah selanjutnya? Ayo ikuti terus blog saya yang bikin ente-ente penasaran. Semoga berkah sadayana.
No comments:
Post a Comment