Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Wednesday 11 November 2015

Serial FTV : Petualangan di Negeri Jiran #2

Setahun yang lalu pada tanggal 11 saya sudah tidak lagi di Negeri Jiran, tapi di negeri singa muntah. Saat itu lagi hujan rintik-rintik, lalu shopping sikit di MRT Station Orchard yang banyak sekali orang Indonesianya. Saya berasa di Tanah Abang, tapi bedanya ini beli Rubi Shoes. Huhuy! (FYI, Tidak lama kemudian sepatu-sepatu Rubi yang saya beli copot solnya. Entah saya lasak atau memang harga menentukan kualitas).

Saya inget banget hampir ketinggalan pesawat. Intinya setelah check in saya malah santai-santai di lounge liatin mas-mas bule ganteng. Tanpa terasa, waktu penerbangan hanya 10 menit lagi, sedangkan lounge dan gate pesawat jauh banget harus jalan kaki 7 menit. Alhasil saya menang RUN 1K dan disambut oleh mas-mas pramugara mesos, "ya, mbak penumpang terakhir." THANK GOD!!! Kalo nggak guwe harus nunggu ampe besok. Asem gueehh di Changi. Tapi, kalian harus tahu kalau saya diperlakukan bak ratu sejagad di dalam pesawat karena si mas-mas mesos tadi membelikan saya minuman. Hemm, aqua aja sih, padahal saya udah ngarep dibeliin Milo dingin.

Changi Airprot

Sebelum kepulangan saya ke Bandung, banyak sekali kejadian kocak dan bikin guling-guling Pondok Cina sampe UI.

Selain peristiwa hilang dompet, setelah itu saya digoda sama polisi Malaysia yang minta nomer hape saya, yang namanya tak lain tak bukan adalah A.H. Nasution (bukan orang Batak, percaya atau tidak, orang Melayu asli). Lalu saya berkunjung ke pesta pernikahan orang Melayu dan ke Kellie's Castle, satu kastil di pelosok Malaysia, yang gak banyak turis yang tahu. Kan sampe ke Indonesia bisa pamer, aku-ke-kastil-lohhh!

Saya juga ketemu ibu-ibu TKI di istana negara KL dan ibu yang kerap dipanggil ibu Surti (bukan nama sebenarnya, soalnya lupa) ini, betapa susahnya mencari sesuap nasi di negeri orang. "Yah, yang penting bisa kirim uang ke kampung," celetuk si Ibu. Beliau juga cerita, pernah hampir dideportasi sama pemerintah setempat karena gak punya working-permit. Kejamnya dunia!



Beberapa hari kemudian saya ke Melaka sama saudara saya, lalu nginep di sebuah hostel, namanya Ringo's Foyer. Memang rejeki anak solehah, saya pesen kamar single bed, tapi malah dikasih double bed. Saya dan temen-temen hostel diajak keliling Melaka sama manager hostel pakai sepeda. Pengalaman hipster ini berhujung pada rasa kegeeran manager hostel karena agama saya sama sama dia. Dia jadi message saya terus sampai kepulangan saya ke Indonesia. FYI, dia melamar saya secara tidak langsung, gaaaaaaiisss!! Apakah mengerikan atau menyenangkan!?!?!? I know he's in early 30's and not married yet, but heeelll to the ooowwww, gak ngelamar dengan mesej fesbuk juga kalik mas. FTV sekali ini! #pacarkumanagerhostel

Cociks banget hostelnya

Sewaktu saya di Melaka, saya sempat beberapa kali disenyumin sama cewek. Apakah mereka mengalami penyimpangan sosial? Yang pertama di terminal Melaka, itu cewek senyum terus ke arah saya, saya cuma senyum bentar habis itu pasang muka bingung, tapi dia senyum terus. Kedua, waktu saya main bareng temen-temen hostel, ada cewek lokal di deket saya. Dia menatap saya terus menerus dan bilang, "you're so cute!" UUUWWWWOOOOWWW! Eh-eh, kaca mana kaca? Saya mau jadi artis aja di negeri ini.

Oh iya, ada alasan mengapa saya pergi ke Malaysia: (Coba baca opsinya dan tutupin paragraf di bawah pake tangan agan).
a. Lagi move on
b. Udah terlanjur beli tiket
c. Ngerjain skripsi
d. Menuh-menuhin paspor
e. Semuanya benar

Jawabannyaaa??? E, saudagar-saudagarrrr! Jadi jawaban A juga bener? Ya, tepat sekali karena saya lagi move on dari rutinitas sebagai anak kampus yang suka bikin muram durjana, move on sama rumah saya yang ada di puncak gunung, dan move on move on lainnya.

Malaka

Tapi petualangan ini super seru karena dengan tidak disangka saya bertemu orang-orang baik hati seperti Ledy Dayanaaa. Semoga berkah yang di Atas tetep ngucur biar aku bisa berkeliling dunia kayak Sherina (ga pake balon udara).

No comments:

Post a Comment